Masyarakat dua dusun di dusun jrakah kecamatan selo. Kabupaten boyolali. Jawa tengah. Yang terhitung kelompok rawan tidak ada yang ingin dievakuasi ke tempat penampungan evakuasi sesaat (tpps) di balai dusun di tempat sampai kamis. Berkaitan posisi gunung merapi dinaikkan dari siaga ke waspada.
Menurut kepala dusun jrakah tumar. Masyarakat yang masuk rawan. Khususnya di dusun sepi serta kajor yang masuk teritori riskan musibah (krb) iii merapi yang memiliki jarak seputar 3 sampai 3.5 km dari pucuk gunung merapi belum ingin digeser ke tpps balai dusun jrakah.
“masyarakat di dua dusun itu. Belum ingin dievakuasi ke lokasi yang lebih aman di tpps balai dusun jrakah. Masyarakat masih perlu pengetahuan mengenai posisi gunung merapi. Mereka masih beraktivitas seperti umumnya di kebun. Tapi masih waspada bila merapi berlangsung erupsi.” kata tumar. Diambil di antara.
Pemerintahan dusun bersama team waspada dusun (tsd) jrakah telah memberi publikasi masalah perubahan posisi merapi yang dinaikkan jadi waspada (tingkat iii) dari balai penyidikan serta peningkatan tehnologi kebencanaan geologi (bpptkg) . Semenjak tanggal 5 november 2020 sampai saat ini.
Tetapi. Masyarakat masih jaga kearifan lokal tidak ada pertanda masalah bahaya merapi. Dan Masyarakat memerlukan publikasi atau keterangan dari petugas yang mengawasi langsung dari bpptkg.
“masyarakat minta serta siap terima keterangan dari petugas bpptkg selaku bukti keadaan merapi sampai saat ini.” kata tumar.
Faksi pemdes jrakah selanjutnya tindak lanjuti hal itu langsung mengirim surat ke bpptkg meminta untuk memberi penerangan ke masyarakat di jrakah berkaitan keadaan posisi gunung merapi sampai saat ini.
Walau begitu. Sukarelawan tsd bersama pemerintahan dusun jrakah sudah mempersiapkan sekitar 24 ruang di tpps balai dusun jrakah untuk tempat penampungan sesaat yang jaraknya seputar 5 km dari pucuk gunung merapi. Jumlah itu. Sanggup untuk memuat sekitar 96 orang pengungsi saat sebelum mereka dipindah ke tempat evakuasi dusun persaudaraan di karanggeneng boyolali kota.
Tetapi. Tpps balai dusun jrakah yang gagasan untuk memuat sesaat selaku titik kumpul masyarakat yang rawan dari permukiman krb iii itu. Sampai sekarang masih kosong tidak ada penghuninya.
Masyarakat yang lain di kecamatan selo boyolali yang mengevakuasi masyarakatnya di krb iii yaitu dusun klakah. Masyarakat dusun klakah yang rawan dievakuasi ke tpps keseluruhannya sekitar 200 jiwa.
Menurut kepala dusun klakah marwoto. Masyarakat yang rawan diantaranya lanjut usia. Ibu hamil. Balita. Serta disabilitas yang telah digeser ke tpps balai dusun klakah semenjak rabu (11/11) siang sampai kamis ini. Ada sekitar 70 orang.
Faksinya tidak mengungsikan masyarakat. Tapi cuman geser mereka yang rawan dari krb iii ke bawah yang lebih aman ke tpps balai dusun yang jaraknya seputar 6.5 km dari pucuk merapi.
Masyarakat tempati ruang dengan diusapt-sekat ukuran 2 x 3 mtr. Sekitar 37 bilik untuk menahan penebaran covid-19. Jumlah ruang tpps ini. Kemampuan dapat memuat tiap bilik 4 orang dewasa. Hingga keseluruhannya 148 orang.
Tetapi. Bila di tpps balai dusun klakah telah penuh akan dipersiapkan kembali di gedung smp negeri 2 selo untuk tempat penampungan sesaat kebenaran berada di daerah klakah.
Masyarakat klakah akan mengikut apa sebagai keputusan pemerintahan. Mereka ingin dievakuasi pindah ke balai dusun ini. Untuk menghindar beberapa hal yang tidak diharapkan. Hingga. Masyarakat merasakan aman dari bahaya erupsi sama seperti yang berlangsung musibah pada 2010.
Bahaya longsor di 40 dusun di cilacap barat